Jakarta, CNBC Indonesia – PT Astra International Tbk (ASII) bakal mengumumkan hal penting, yakni Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa 30 April 2024 besok. Menjelang agenda korporasi penting tersebut, saham ASII terlihat menguat 145 poin (2,97%) ke posisi Rp 5.025 per saham.

Meski demikian, saham ASII masih tercatat turun 6,54% dalam sebulan. Lebih lanjut, secara year to date (ytd) koreksinya menyentuh angka 11,50%.

Sejatinya, penurunan saham ASII sudah terjadi sejak enam bulan lalu, bertepatan dengan ekspansi besar-besaran kendaraan listrik baik itu roda dua maupun empat. Investor juga tampaknya tidak terlalu memberikan perhatian besar atas perbaikin kinerja bottom line ASII yang laba per sahamnya (EPS)  melojak 17% dari tahun sebelumnya.

Dalam RUPST tahun ini, salah satu agenda yang ditunggu oleh investor adalah besaran dividen final yang akan diberikan.  Manajemen ASII sendiri bersiap membagikan dividen jumbo senilai Rp21,01 triliun, usai menorehkan kinerja moncer sepanjang tahun 2023.

Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro mengusulkan perseroan akan membagikan dividen final kepada pemegang sahamnya sebesar Rp421 per saham atas kinerja tahun buku 2023. “Dividen final sebesar Rp421 per saham akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada bulan April 2024,” ujar Djony dalam keterangannya dikutip Rabu (28/2/2024). 

Usulan tersebut masih akan menunggu persetujuan pemegang saham dalam RUPST yang digelar besok.

Adapun, dividen final yang diusulkan tersebut lebih rendah dibandingkan dividen final tahun buku 2022 sebesar Rp552 per saham.

Jika ditambah dividen interim ASII sebesar Rp98 per saham yang telah dibagikan pada Oktober 2023, maka total dividen yang akan diusulkan ASII sebesar Rp519 per saham. Total dividen ASII itu juga lebih rendah dibandingkan total dividen tahun buku 2022 sebesar Rp640 per saham.

Selain itu, salah satu agenda penting lain yang akan dibahas dalam RUPST adalah mengenai penambahan kegiatan usaha baru di bidang penyediaan jasa Electric Vehicle (EV) charging station, EV swap battery station, reparasi baterai EV, pengumpulan baterai EV dan aktivitas penunjang lainnya.

Pembentukan usaha baru tersebut terkait dengan perseroan yang ingin menerapkan strategi keberlanjutan dalam keseluruhan bisnis.

Sebelumnya, ASII mencatatkan pendapatan bersih konsolidasian Grup pada tahun 2023 sebesar Rp316,6 triliun, meningkat 5% dibandingkan dengan tahun lalu.

Sementara laba bersih Grup, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi Grup di GoTo dan Hermina, mencapai laba bersih tertinggi perusahaan sebesar Rp34 triliun, 12% lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sejumlah Rp30,48 triliun.

“Jika penyesuaian nilai wajar tersebut diperhitungkan, maka laba bersih Grup meningkat 17% menjadi Rp33,8 triliun. Kenaikan laba bersih ini merefleksikan peningkatan kinerja dari hampir seluruh divisi bisnis Grup, terutama bisnis otomotif dan jasa keuangan,” ujar Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra International, seperti dikutip dalam keterangan pers yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (27/2/2024).

Nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2023 sebesar Rp4.907, meningkat 3% dibandingkan posisi pada 31 Desember 2022.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Saham Astra Dilego Asing & Sentuh Level Terendah 28 Bulan, Ada Apa?


(fsd/fsd)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *