Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) telah mengumumkan rencana penerbitan obligasi dalam denominasi dolar AS, senilai Rp 500 juta atau Rp 7,9 triliun. Penerbitan global ini menjadi langkah diversifikasi dan mendukung langkah strategis BNI untuk tumbuh dalam mata uang rupiah dan valuta asing.

Direktur Finance PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Novita Widya Anggraini menyebut BNI masih membuka peluang untuk menerbitkan global bond. Namun BNI tetap akan memerhatikan kondisi pasar dan kebutuhan perusahaan.

“Ini totalnya kita terbitkan di 2020, program berkelanjutan, total ada US$ 2 miliar dan saat ini sudah kita pakai US$ 500 juta. Jadi masih ada ruang untuk kita terbitkan kembali,” ungkap Novita dalam Power Lunch CNBC Indonesia, Selasa (2/4/2024).

Dia menegaskan, penerbitan global bond sebagai diversifikasi. Untuk itu sumber pembiayaan tidak hanya bergantung global bond, namun memperkuat funding dari sisi CASA.

“Dengan tetap mengaktifkan strategi yang fokus pada solusi nasabah. Ke depan untuk menjaga likuiditas BNI kita fokus pada penguatan DPK,” ujarnya.

Untuk diketahui pada 27 Maret 2024, Perseroan telah menyelesaikan aktivitas penjajakan pasar (roadshow) serta pricing terkait rencana penerbitan surat utang senior senilai US$ 500 juta tersebut.

Rencana penerbitan mendapat respon positif dari investor global. Hal ini ditandai dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 6,4 kali dari rencana nilai yang diterbitkan saat Initial Pricing Guidance (IPG).

Surat ini merupakan bagian dari program Euro Medium Term Note yang dibentuk pada 2020 silam. Berdasarkan program EMTN ini BNI dapat menerbitkan surat utang secara bertahap dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya US$ 2 miliar.

Sebelumnya, BNI juga sukses menerbitkan berbagai obligasi global dan lokal, seperti program global CD US$ 1 miliar untuk BNI New York Agency pada 2020 dan subordinated notes T2 US$500 juta sebagai penerbitan pertama di bawah Program EMTN pada tahun 2021.

Selain itu BNI juga berhasil menerbitkan instrumen permodalan Additional Tier-1 (AT1) Tahun 2021 sebesar US$ 600 juta, yang merupakan transaksi AT1 publik pertama di Indonesia.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Global Bergejolak, Dirut BNI Ungkap Strategi Jaga Kinerja


(rah/rah)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *